Lain halnya dengan beberapa permasalahan di atas ketika seseorang ataupun masyarakat tidak mengetahui ataupun tidak sadar dengan adanya kedua potensi tersebut, yaitu adanya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang sebenarnya mampu untuk memperbaiki kondisi perekonomian mereka. Hal inilah yang terjadi pada warga Dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul Yogyakarta.
Atas dasar inisiasi dari
Muhyidin selaku pegiat Forum Warga Bantul yang sadar dengan potensi-potensi
yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang tersedia di
lingkungan Dusun Ploso Wonolelo Pleret Bantul Yogyakarta, beberapa kepala
keluarga warga Dusun Ploso akhirnya berkumpul dan melakukan evaluasi berkaitan
dengan kondisi ekonomi keluarga masing-masing warga. Mulai dari kebutuhan primer (pokok), kebutuhan sekunder (tidak terlalu penting), maupun kebutuhan tersier (tidak penting). Setelah mengadakan
evaluasi bersama-sama dengan warga ternyata diketahui hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan selama
satu bulan jika dibagi dengan kebutuhan keluarga mereka perharinya selama satu
bulan tidak dapat tercukupi. Atas dasar kenyataan inilah akhirnya warga mulai
berpikir untuk meningkatkan penghasilan.
Sebagai sebuah usaha
untuk meningkatkan pendapatan ekonomi, langkah awal yang dilakukan oleh warga
Dusun Ploso yaitu menganalisa potensi-potensi yang ada di lingkungan sekitar
baik dari sumber daya manusianya maupun dari sumber daya alamnya. Secara umum
dari analisa yang dilakukan bersama-sama tersebut ternyata terdapat beberapa
potensi yang dapat digali untuk meningkatkan pendapatan warga, sehingga
akhirnya warga sepakat untuk membentuk sebuah kelompok usaha.
Sesuai dengan
kesepakatan akhirnya pada bulan Oktober 2008 warga memutuskan untuk membentuk
sebuah koperasi usaha yang diberi nama Koperasi “Mekar Makmur”. Koperasi ini
sepakat untuk mengelola dana pinjaman dari Lakpesdam NU Bantul yang difokuskan
pada pinjaman untuk pengelolaan usaha. Setiap bulannya lembaga Lakpesdam NU
Bantul memberikan pinjaman sebesar Rp. 2.000.000,- yang dipinjamkan kepada
anggota secara bergilir berdasarkan kriteria yang telah disepakati dan dana
yang dipinjam tersebut di kembalikan dengan sistem angsuran dengan bunga 1
persen. Bunga tersebut dimasukkan ke dalam kas yang selanjutnya difungsikan
sebagai modal tambahan dana pinjaman.
Seperti halnya koperasi
pada umumnya, tiap anggota dikenakan iuran pokok, iuran wajib, dan iuran suka
rela. Iuran pokok dibayarkan sekali pada saat awal masuk keanggotaan, iuran
wajib dibayarkan pada tiap pertemuan, sedangkan iuran sukarela tergantung dari
kemauan anggota.
“Koperasi ini mempemudah
dalam menjalankan usaha anggota, pinjaman dengan bunga yang rendah menjadikan
anggota tidak terlalu keberatan pada saat mengangsur. Selain itu, bunganya kan
masuk ke kas, jadi lama kelamaan anggota bisa meminjam lebih banyak lagi dengan
ketentuan pinjaman awal harus sudah lunas” ungkap Suyanto Citra yang menjabat
sebagai ketua Koperasi “Mekar Makmur”.
Selain dapat memenuhi
kebutuhan modal usaha, saat ini Koperasi “Mekar Makmur” juga melayani pinjaman
yang sifatnya mendadak yang disebut “seblakan”. “Seblakan” dialokasikan untuk
tambahan modal, biaya pendidikan, biaya pengobatan dengan ketentuan pada
pertemuan berikutnya pinjaman “seblakan” tersebut harus segera dikembalikan.
Ada hal yang istimewa. Selain fokus pada bidang perkoperasian, Koperasi “Mekar Makmur” juga melakukan kegiatan sosial. Wujud dari kegiatan sosial yang dipraktekkan yaitu memberikan bantuan dana pengobatan bagi warga Dusun Ploso yang sedang menerima musibah. Dana ini dikumpulkan dengan cara iuran anggota. Efek dari kegiatan dana sosial ini adalah meningkatkan tali silaturahmi antara anggota koperasi dengan warga sekitar. (Red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar