Selasa, 13 Juli 2021

Siswa-Siswi MI Al Khoiriyah Mendaki Puncak Mbecici



Wonolelo-Hari minggu pada umumnya adalah hari untuk berlibur, beristirahat, bersenang-senang, atau berkumpul dengan keluarga. Tetapi tidak demikian halnya dengan siswa-siswi kelas 3-6 MI Al Khoiriyah Melikan. Pagi itu, siswa nampaknya sudah mempuanyai agenda sendiri. Yap, mereka tampak sibuk bersiap-siap melakukan perjalanan menuju puncak Mbecici, salah satu puncak yang menjadi favorit bagi warga Wonolelo dan sekitarnya untuk dikunjungi.
Puncak Mbecici sendiri berada disebelah timur-selatan Desa Wonolelo, dengan tingkat ketinggian yang lumayan. Dilihat dari bawah, puncak ini terlihat hijau dan subur dengan pohon pinus dominan terlihat dari bawah. Karena keindahan itulah, siswa-siswi MI Al Khoiriyah Melikan ingin mengunjungi langsung puncak tersebut dengan berjalan kaki. Jarak yang ditempuh lumayan jauh, sekitar 4 km dari sekolah ke puncak.

Sebelum berangkat, siswa berbaris di halaman sekolah. Mereka mendapatkan wejangan dari guru pendamping untuk berjalan secara tertib, tidak berkata kotor ketika dalam perjalanan, tidak merusak tumbuhan, tidak kencing sembarang tempat, dan saling menjaga sikap. Hal ini untuk mengenalkan siswa bagaimana berperilaku/bersentuhan langsung dengan lingkungan yang belum pernah mereka kunjungi.

Selanjutnya perjalanan diawali dengan berdo’a bersama dilanjutkan melangkahkan kaki menuju puncak Mbecici. Rute yang dilewati melalui Dusun purworejo, Dusun Bojong, dan dataran tinggi dibawah puncak Mbecici. Perjalanan ini memakan waktu 2 jam perjalanan.


Dikarenakan jalan yang terjal dengan tingkat ketinggian yang lumayan, beberapa siswa sempat merasakan takut untuk melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, dikarenakan guru memberikan suntikan motivasi akhirnya siswa yang ketakutan tadi melanjutkan perjalanan, walaupun dengan cara merangkak ketika mereka melewati tebing yang curam. Selain itu, ada 2 siswa yang tersengat lebah ketika sedang berusaha menaiki jalan yang agak curam, untungnya mereka tahan terhadap sengatan lebah tersebut. Oleh guru pendamping mereka diolesi bunga liar yang ada disekitar lokasi untuk mengurangi rasa sakitnya.

Selama dalam perjalanan keletihan tampak terlihat diwajah para siswa, hal yang wajar dikarenakan mereka belum pernah melakukan perjalanan yang sangat jauh dengan jalan yang terjal dan curam. Dengan penuh semangat mereka terus berjalan menuju puncak yang sudah lama ingin mereka kunjungi.

Rasa lelah akhirnya sirna ketika siswa dan guru telah sampai di puncak, dengan suka cita mereka bersorak sorai, berfoto-foto ria (bawa HP sih), bahkan ada yang bengong saking takjubnya. Tentu saja takjub, lha wong dari atas terlihat luasnya kota Yogyakarta, hamparan sawah terlihat seperti kotak korek api, pokoknya menakjubkan. Rasa puas Nampak tersirat dari raut wajah seluruh siswa.

Setelah puas berada di puncak yang diisi dengan istirahat, berfoto-foto ria, atau sekedar bercengkrama (kurang lebih 1 jam), siswa pun sepakat untuk kembali turun ke sekolah. Rute yang dilalui dalam perjalanan pulang berbeda, yaitu melalui Dusun Muntuk, lereng Pogog (di sini sempat denger suara Monkey), Dusun Purworejo (Bopongan), dan akhirnya halaman sekolah. Perjalanan pulang tergolong lebih mudah karena medannya tidak seterjal waktu berangkat tadi. Tepat jam 11 siang siswa dan guru sampai di sekolah dengan selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Unggulan

Home Industri Rambak Kulit Cap Janur

Pak Bardi (IJW Doc). IJW-Sabtu (7/8/2021) penulis berkesempatan mengunjungi rumah Pak Bardi, pelaku home industri atau pelaku usaha rumahan ...