Kamis, 09 Februari 2012

Mengikat Pelanggan Dengan Bingkisan Lebaran

Mbak Zun Melayani pelanggan (IJW DOC).
IJW-Memberi bingkisan sebagai bentuk perhatian terhadap pelanggan sekaligus  mengikat pelanggan agar tak berpaling tak hanya bisa dilakukan perusahaan atau pedagang besar. Pedagang sayur keliling  pun bisa. Contoh untuk itu adalah Zuniyati, perempuan kelahiran Dusun Purworejo, Wonolelo, Pleret, Bantul, 26 Maret 1981 dari perkawinan Ibu Ponirah dan Bapak Wagimin (almarhum).
Perempuan yang kini tinggal bersama suami di Guyangan, Kedungpring, Wonolelo, Pleret, ini bisa dibilang sebagai penyedia lapangan kerja untuk dirinya  walaupun  hanya menempuh pendidikan sampai SLTP (di MTsN Wonokromo). Usaha  yang digelutinya didasari kejelian mbak Zun membaca peluang.  Ini juga sebagai solusi yang dipilihnya mengatasi himpitan ekonomi yang sulit  dan tidak cukup  jika hidup sekedar mengandalkan penghasilan suami.
Dengan modal pas-pasan, Mbak Yuni – panggilan ini lebih dikenal di Wonolelo –   mengawali usaha sebagai pedagang sayuran keliling tujuh tahun lalu (2003). Saat itu Mbak Yuni melihat bahwa warga Wonolelo kesulitan jika ingin belanja kebutuhan sehari-hari karena Wonolelo jauh dari pasar. Jika warga ingin berbelanja harus menempuh jarak sekitar  kurang lebih 5 sampai 7 kilometer.
Setiap pagi  dia  menjajakan sayur-mayur dengan sepeda motor bebek-nya mengelilingi Desa Wonolelo.
Dari profesinya, ibu dari Denta (anak pertama) ini memperoleh penghasilan bersih sekitar Rp. 40.000- Rp 50.000/hari.
Walaupun sebagai pedagang sayuran keliling, namun ibu dari dua anak ini tetap menyelesaikan pekerjaan rumah (yang sampai saat ini masih dipahami oleh kebanyakan orang sebagai pekerjaan perempuan)  sebelum pergi ke pasar. “Saya bangun jam empat pagi untuk memasak, mencuci dan  menyelesaikan pekerjaan lainnya . Jam setengah enam baru pergi ke pasar  kulakan sayur-mayur, untuk dijual keliling desa sampai jam satu siang,” katanya kepada Krida, Sabtu (20/11), saat  berjualan di Dusun Ploso.
Pascagempa 26 Mei 2006 lalu, masuklah sejumlah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) ke Desa Wonolelo, di antaranya adalah ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil) dengan dukungan lembaga donor  Ford Foundation. Dengan  pendampingan ASPPUK perempuan Kedungpring  membentuk  kelompok perempuan pengusaha yang kemudian difasilitasi membentuk Koperasi Perempuan Rukun Makmur Santosa.
Kehadiran koperasi tersebut dirasakan manfaatnya oleh Mbak Yuni. Ia merasa  lebih tertolong untuk mengembangkan usahanya. Hal ini bisa dilihat perkembangan usahanya dari tahun ke tahun. Dagangan Mbak Yuni lebih banyak dan lebih lengkap. Sepeda motor yang dipakainya pun telah ganti dengan yang lebih bagus.
Hal yang menarik dari perjalanan istri Sudiro ini adalah ketika dia hamil muda (sering kurang enak badan dan saat hamil tua ketika ia sudah merasa kerepotan) dia ditemani suaminya dalam menjajakan dagangannya. Hal ini dilakukan agar sang suami tahu di mana tempat kulakan, siapa saja yang menjadi langganan serta berapa harga dagangan yang biasa dijual, supaya ketika Mbak Yuni melahirkan usahanya bisa  tetap  dijalankan.
Menurut dia, kalau libur terlalu lama akan banyak pelanggan yang kecewa. Jika ini dibiarkan, dia akan kehilangan banyak pelanggan. Sementara di masa-masa sekarang ini sangat sulit untuk kembali merintis lapangan kerja, dan Mbak Yuni tidak ingin hal ini menimpa dirinya. Mbak Yuni ingin semua pelanggannya merasa senang dan puas
Dua tahun terakhir perempuan berwajah bulat ini telah bisa memberikan bingkisan untuk para pelanggan setianya.  Mbak Yuni membagi-bagi bingkisan berupa jilbab dan jajanan lebaran. Ini poin bagi Mbak Yuni. Ternyata dengan cara ini banyak pelanggan yang enggan berpaling darinya.
Namun di sisi lain Mbak Yuni juga sering menemui kendala dalam usahanya. “Pendapatan saya berkurang  jika  hujan karena banyak pelanggan yang malas untuk keluar rumah, kalau  ada yang hajatan (mantu,supitan,selapanan bayi) serta  saat hari libur, karena kalau hari libur banyak pelanggan yang berpergian dengan keluarga,” katanya.
Untuk mengatasi itu, terutama di saat hujan, Zuniyati atau Mbak Yuni menerapkan layanan dari pintu ke pintu. Dengan cara ini pelanggan dimudahkan, dagangannya tetap terjual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Unggulan

Home Industri Rambak Kulit Cap Janur

Pak Bardi (IJW Doc). IJW-Sabtu (7/8/2021) penulis berkesempatan mengunjungi rumah Pak Bardi, pelaku home industri atau pelaku usaha rumahan ...